Senin, 15 April 2013

Sabet Penghargaan ASI 2013, Jokowi Merendah

JAKARTA - Program berita Seputar Indonesia memberikan penghargaan kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk kategori Tokoh Seputar Indonesia 2013.

Seperti biasa, pria dengan perawakan kurus ini hanya melempar senyum saat mendapatkan penghargaan Anugerah Seputar Indonesia (ASI) 2013 yang diberikan secara langsung oleh Chief Executive Officer (CEO) MNC Group, Hary Tanoesoedibjo (HT).

Bukan Jokowi namanya, kalau tidak merendah ketika mendapat pujian dan penghargaan. Mantan Wali Kota Solo ini mengatakan, semua penilaian kinerjanya biarlah masyarakat yang menentukan.

"Sudah saya sampaikan, tugas saya bekerja, mau dinilai tidak baik, kurang baik ya silakan, karena yang menilai masyarakat. Terima kasih kepada Anugerah Seputar Indonesia, terima kasih juga kepada RCTI," ungkap Jokowi saat menerima penghargaan tersebut, di Studio 8 RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (15/4/2013) malam.

Jokowi menyampaikan harapannya, agar Anugerah Seputar Indonesia 2013 bisa lebih bermanfaat bagi masyarakat.

"Semoga, ajang ini bisa semakin fokus melihat hal yang berkaitan dengan kemanfaatan dan kebutuhan di masyarakat," tandasnya.

SUMBER

Begini Cara Jokowi Bujuk Warga Rusunawa


REPUBLIKA.CO.ID, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo mengunjungi Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Pinus Elok di Jl Raya Penggilingan, Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Kedatangan orang nomor satu di Pemprov DKI Jakarta ini untuk memastikan proses relokasi warga Jl Gembira, Guntur, Setiabudi, Jakarta Selatan yang sebelumnya menempati lahan milik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).



Jokowi yang tiba sekitar pukul 15.30, langsung disambut antusias warga Jl Gembira, Setiabudi yang sudah menunggu kedatangan Jokowi. Didampingi Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta Jonathan Pasodung, Jokowi langsung menyerahkan kunci rusun secara simbolis kepada salah sorang warga bernama Jayadi. 
Jokowi kemudian langsung bergegas melakukan pengecekan untuk memastikan warga yang sebelumnya menempati lahan milik KPK telah mendapatkan hunian di rusnawa tersebut. "Ini semua jumlahnya berapa? Sebelumnya kan 18 ditambah yang hari ini pindah 29. Sudah 47 kan? Saya kunci ya, jadi jangan tambah lagi. Ini mau saya tambahin tv, besok tv-nya akan diantar. Jadi, jangan nginap ke rumahku lagi. Bertamu nggak apa-apa, tapi nggak usah nginap seperti kemarin," ujar Jokowi, seperti dilansir situs beritajakarta.
Ia pun meminta kepada warga yang telah mendapatkan unit di rusunawa itu agar dapat menjaga kebersihan dan lingkungannya masing-masing. 

Minggu, 14 April 2013

Saat Ini Momentum Jokowi Jadi Capres?


JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei media yang dilakukan Pol-Tracking Institute menunjukkan bahwa nama Joko Widodo melejit sebagai calon presiden paling potensial pada 2014. Namun, sebagai kader PDI Perjuangan, nasib Jokowi masih bergantung pada keputusan Megawati Soekarnoputri selaku ketua umum partai.
"Saat ini adalah momentum Jokowi, saat dia menjadi Gubernur DKI Jakarta. Tapi, keputusan tetap di tangan Bu Mega," jelas Hanta Yuda, Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute, dalam keterangan pers di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (14/4/2013).
Hanta Yuda menyebutkan, Jokowi saat ini sedang berada dalam momentum terbaiknya untuk maju sebagai capres. Momentum yang dimiliki mantan Wali Kota Solo itu tidak akan datang dua kali. Ia membandingkan momentum Jokowi saat ini dengan yang dimiliki Susilo Bambang Yudhoyono pada 2004.
Keputusan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati, menurutnya, menjadi sesuatu yang sangat ditunggu. Pasalnya, keputusan Mega bisa menjadi penentu Presiden Indonesia mendatang. Meski demikian, lantaran Megawati sendiri dinilai memiliki keinginan untuk mencalonkan diri, maka peluang Jokowi untuk didukung partainya masih sebesar 50 persen.
"Peluang Jokowi, saya kira 50-50 dengan Bu Mega," ulas Hanta Yuda.
Dia menjelaskan, Mega akan melihat perkembangan peluangnya sebagai capres. Jika hingga saat-saat terakhir peluangnya tetap tidak signifikan, Hanta meyakini Mega akan memberi kesempatan kepada Jokowi untuk maju sebagai capres.
Pol-Tracking melakukan riset seputar isu capres 2014 dengan berbasiskan pemberitaan 15 media nasional. Riset tersebut menganalisa pemberitaan 5 media cetak, 5 media online, dan 5 media televisi.
Hasilnya, sepanjang periode tersebut, nama Jokowi disebutkan sebanyak 86 kali dalam pemberitaan terkait isu capres. Penyebutan Jokowi dalam berita jauh melampaui Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subiyanto di posisi kedua. Prabowo mendapatkan 55 kali penyebutan. Pada posisi ketiga terdapat nama Aburizal Bakrie dengan 52 kali penyebutan. Urutan ke empat dan kelima, masing-masing Hatta Rajasa (27), dan Mahfud MD (26).

Jokowi Dominasi Pemberitaan Capres


JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta masih mendapatkan porsi pemberitaan terbesar dalam isu kandidat calon presiden 2014. Nama Jokowi jauh lebih unggul dibandingkan beberada nama lainnya.
"Jokowi masih unggul jauh dari nama-nama lain seperti, Prabowo, Aburizal Barkrie, Hatta Rajasa, dan Mahfud MD," terang Arya Budi, Manajer Riset Pol-Tracking Institute, saat memberikan keterangan pers di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (14/4/2013).



Kesimpulan tersebut diperoleh dari hasil riset media yang dijalankan Pol-Tracking pada periode 1 Februari - 31 Maret 2013. Riset tersebut menganalisa pemberitaan 15 media massa, masing-masing 5 media cetak, 5 media online, dan 5 media televisi. Hasilnya, sepanjang periode tersebut, nama Jokowi disebutkan sebanyak 86 kali dalam pemberitaan terkait isu capres.
Penyebutan Jokowi dalam berita jauh melampaui Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subiyanto di posisi kedua. Prabowo mendapatkan 55 kali penyebutan. Pada posisi ketiga terdapat nama Aburizal Bakrie dengan 52 kali penyebutan. Urutan ke empat dan kelima, masing-masing Hatta Rajasa (27), dan Mahfud MD. Dalam mayoritas pemberitaan, kelima nama di atas mendapat sentimen positif.
"Yang kami monitoring khusus pemberitaan yang terkait isu capres-cawapres. Jadi, misalnya isu Jokowi dan MRT tidak kami masukkan," ujar Arya.
Direktur Eksekutif Pol-Tracking Hanta Yuda menjelaskan, fenomena Jokowi melejit di tengah sentimen negatif dalam pemberitaan terkait partai politik. Karena itu, ia menilai kondisi saat ini merupakan momentum bagi para kepala daerah lain untuk menjadi alternatif dalam suksesi kepemimpinan negara.
"Momentum Jokowi ini bisa dimanfaatkan kepala-kepala daerah lain mencari saluran untuk suksesi 2014," ucap Hanta Yuda.
Hasil lain dari media monitoring yang dilakukan Pol-Tracking menunjukkan terdapat beberapa isu utama yang menjadi pemberitaan media sepanjang periode Februari - Maret.
Konflik internal partai menjadi isu terhangat dengan mendapat porsi 25 persen isu politik yang diangkat media. Porsi kedua ditempati pemberitaan seputar kasus hukum kader partai, yakni sebesar 22 persen. Isu ketiga sampai kelima, yang mendominasi berita politik, masing-masing, kebijakan politik (19 persen), kegiatan partai (12 persen), dan kinerja partai (4 persen).

Kamis, 11 April 2013

JOKOWI DICALONKAN PARTAI LAIN, PDIP TERIMA KASIH

TEMPO.COJakarta - Ketua Dewan Pengurus Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Maruarar Sirait menghargai apresiasi partai-partai politik lain yang berminat mencalonkan kader PDIP yang kini menjadi Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, menjadi calon presiden pada Pemilu 2014.



Pencalonan Jokowi dinilai Maruarar sebagai bukti kaderisasi partainya berjalan baik. "Selain itu, konsolidasi sumber daya manusia di partai kami juga baik," katanya, Kamis, 11 April 2013. 

Dua partai peserta Pemilu 2014 sudah mengindikasikan niat mereka menggelar konvensi atau pemilihan pendahuluan untuk menjaring calon presiden. Kedua partai itu adalah Partai Demokrat dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).  

Meski ada banyak godaan untuk maju menjadi RI-1, Maruarar menegaskan bahwa Jokowi saat ini sedang berkonsentrasi membenahi Ibu Kota. Sejak Oktober 2012 lalu, Jokowi yang sebelumnya menjabat Wali Kota Solo dilantik menjadi Gubernur Jakarta. “Saat ini Mas Jokowi sedang berkonsentrasi membenahi DKI Jakarta,” kata Maruarar.

Menurut Maruarar, sampai saat ini PDIP belum membahas, apalagi memutuskan nama-nama yang akan maju sebagai calon presiden pada Pemilu 2014 mendatang. Ia mengatakan PDIP sedang berkonsentrasi memfinalisasi penentuan Daftar Calon Sementara (DCS) dan calon pilkada di daerah-daerah strategis.

TRI ARTINING PUTRI

SUMBER

Mendorong "Indonesia Baru" ala Jokowi dari UPH


JAKARTA, KOMPAS.com - Bukan hanya lembaga survei yang bicara tentang kepopuleran Joko Widodo untuk maju di Pilpres 2014. Dari Kampus Universitas Pelita Harapan, Karawaci, Tangerang, juga sudah didorong adanya "Indonesia Baru" bersama Jokowi.
Spanduk sepanjang 10 meter lebih bertuliskan "Indonesia Baru" terpasang untuk menyambut Jokowi yang didapuk untuk mengisi kuliah umum di kampus tersebut, Kamis (11/4/2013). Jokowi sampai dibuat bingung membicarakan apa, mengingat makalah yang disiapkan adalah "Jakarta Baru" bukan "Indonesia Baru".
Akhirnya, dengan apa adanya, Jokowi menyampaikan pandangannya terkait "Indonesia Baru". Menurutnya, negara ini memerlukan pemimpin dengan visi yang jelas, pemimpin yang adil, tahan banting dan tidak elitis.
Ia memberi contoh, saat dirinya menertibkan bangunan di bantaran Sungai Pakin, Jakarta Utara. Dalam penertiban itu, kata Jokowi, tak ada satu warga pun yang menolak meski bangunannya dirobohkan enam meter dari bibir sungai.
"Enggak ada penolakan karena saya adil, rumah yang kecil, besar kita perlakukan sama. Enggak cuma yang kecil, yang besar juga harus ditertibkan kalau melanggar," kata Jokowi.
Sementara mengenai rumor pencapresan dirinya, ia mengaku belum memiliki niat ke sana, dan lebih memilih fokus untuk membenahi Ibu Kota.
"Belum, saya belum punya keinginan ke sana. Saya ingin ngurusi rumah susun, normalisasi sungai, dan penataan kampung," ujarnya.
Dalam kuliah umum itu, lebih dari satu jam Jokowi  menyampaikan capaian dan rencana program yang diusungnya dalam memimpin Jakarta. Seperti Kartu Jakarta Pintar, Kartu Jakarta Sehat, monorel, mass rapid transit (MRT), penataan kampung, sampai deep tunnel. Jokowi optimistis, semua programnya itu bisa terealisasi dan sukses, selama diberi waktu untuk membuktikan.



Menanggapi "Indonesia Baru" dan mulai didorongnya Jokowi sebagai Capres 2014, politisi PDI Perjuangan Maruarar Sirait yang juga hadir di tempat itu menggambarkan Pemilu 2014 kelak. Menurutnya, di 2014 era politik pencitraan akan berakhir dan bergeser ke politik kinerja, di mana pemilih akan menentukan pilihannya berdasarkan prestasi serta keteladanan capres tertentu.
"Pak Jokowi menjelaskan visi Jakarta Baru, dan bagus di tempat seperti ini (kampus) mengatakan akan memulai MRT di bulan depan. Itu luar biasa. Jadi saya pikir 2014 orang akan melihat prestasi dan keteladanan, integritas akan menjadi alasan orang untuk memilih pemimpin Indonesia," kata anggota Komisi XI DPR RI ini.
Meski begitu, Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pemuda dan Olahraga ini mengatakan, pihaknya masih belum memutuskan siapa yang akan diusung menjadi Capres pada 2014 nanti karena masih fokus pada kaderisasi. Mengenai Capres, semua diserahkan pada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Rabu, 10 April 2013

Kriteria Presiden yang Layak Pimpin Indonesia Menurut Jokowi

TRIBUNNEWS.COM, BANTEN - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam kuliah umum di Universitas Pelita Harapan berbicara tentang sosok presiden yang semestinya memimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Saya disuruh ngomong tentang Indonesia Baru. Bagaimana ya? Tapi saya akan bicara sedikit," ujar Joko Widodo di Hall of Eagles Universitas Pelita Harapan, Tangerang, Banten, Kamis (11/4/2013).

Pria yang akrab disapa Jokowi ini mengatakan, ada tiga hal yang harus dimiliki seorang Presiden. Pertama, seorang presiden harus memiliki visi yang jauh kedepan.

"Sebuah negara itu perlu sebuah posisi mau dibawa kemana. Lalu perlu diferensiasi. Negara perlu membedakan. Jadi dunia tahu Indonesia itu seperti ini. Harus fokus mau kemana," kata Jokowi.

Kemudian, Jokowi juga mengatakan presiden harus memiliki sosok yang adil, tidak membedakan antara golongan mampu, rentan miskin dan miskin.

"Pemimpin harus beri keadilan kepada semuanya. Kecil, tengah, besar diberi ruang. Masyarakat kalau diberi keadilan nanti ikut kok," kata Jokowi. 

Ia mencontohkan dengan kegiatannya melakukan normalisasi kali Pakin, di Pluit, Jakarta Utara. Jokowi menjelaskan saat itu ia tidak mengkotak-kotakan antara pemukiman kumuh, pengusaha dan warga lainnya.

"Kanan kiri sudah diduduki Dealer, gudang, rumah kumuh yang menjorok ke sungai. Begitu kita bersihkan, semua yang kita bersihkan tidak ada yang protes. Yang besar, sedang dan kecil kita lakukan sama," tutur Jokowi. 

Selain itu, Jokowi mengatakan sosok presiden harus memiliki rekam jejak dan integritas yang baik serta tahan banting atas kritikan yang dilontarkan rakyat.

"Ada apa dikit di twitter, online, facebook itu sudah semua keluar. Kalau pemimpin tidak tahan banting berat juga," tutur Jokowi.

Soal cacian dan makian, Jokowi mengaku sudah menjadi makanan sehari-harinya. Ia mengatakan tidak masalah dirinya dikritik demi kebaikan sebuah kinerja.

"Saya jadi guberur ini sudah banyak yang ngomong di online, dimanapun banyak. Gubernur ini bodoh. Wajahnya ndeso. Gubernur ini kurus kering kurang sehat. Ya tidak apa-apa. Sampaikan saja," kata Jokowi.

SUMBER